Wednesday, 7 January 2009

Refleksi untuk Hari Ibu 22 Desember 2008

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Si Arman adalah anak yang kebetulan terlahir cacad, satu dari dua telinganya tidak memiliki daun telinga. Pada saat usianya mulai menginjak lima tahun, Arman kecil sering sekali di ejek oleh teman-temannya. Hingga Arman yang tadinya adalah anak periang belakangan ini menjadi anak yang diam, pemurung, dan cenderung lebih suka menyendiri. Kedua orang tua Arman begitu sedih melihat hal ini terjadi pada anaknya. Ibunya yang begitu sayang padanya, kerap kali selalu memotivasi si Kecil Arman untuk tidak malu dan rendah diri akan kekurangannya tersebut. Namun usaha demi usaha yang dilakukan orang tuanya sepertinya sia-sia belaka. Dari hari ke hari Arman semakin mengurung diri dan bertemu dengan teman-temannya.
Sampailah suatu ketika orang tuanya mengabari bahwa ada seorang dari surga yang akan membantu Arman untuk memperbaiki daun telinganya melalui proses operasi pencangkokan telinga... Arman kecil sangat bahagia sekali...mendengar berita itu meskipun dalam hati ia bertanya-tanya siapa gerangan orang ini dan apa bisa telinganya di cangkok menjadi bagus seperti telinga yang satunya lagi.Singkat cerita operasi itupun berjalan lancar dan sukses. Kini Arman memiliki dua telinga yang normal seperti anak-anak lainnya. Dan tentu saja sejak saat itu Arman kembali menjadi anak yang periang dan kembali aktif seperti sedia kala. Akan tetapi didalam hati Arman ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Siapakah Gerangan orang dari Surga tersebut yang telah begitu mulia mau mencangkokan telinga bagi dirinya. Namun setiap kali hal ini ditanyakan pada kedua orang tuanya, Arman selalu mendapat jawaban “Sayang kelak kamu akan tahu dengan sendirinya siapa orang itu”.
Sampailah Arman kini sudah menjadi orang Dewasa yang sudah bekerja di luar
daerah dan tinggal jauh dari kedua orang tuanya.

Suatu ketika Arman begitu kaget mendapat berita bahwa Ibunya dalam kondisi sakit keras dan Kritis. Segera saja Arman memutuskan untuk mengambil cuti dan segera menengok ibunya. Sayang sekali begitu Arman tiba dirumahnya Ibunya telah pergi mendahului untuk berpulang pada Tuhan Yang Maha Kuasa.Arman begitu sedih, kaget dan yang membuatnya lebih terpukul lagi manakala ia melihat Ibunya sedang dimandikan, dan menemukan bahwa salah satu daun telinga ibunya tidak ada....., Arman tidak pernah menyangka bahwa jika selama ini ibunya selalu memanjangkan rambut adalah untuk menutupi salah satu telinganya yang telah ia potong untuk di cangkokan pada dirinya. Arman mulai menitikkan Air Mata... betapa ia tidak pernah mengetahui bahwa orang yang datang dari Surga itu ternyata adalah ibunya sendiri dan kini tanpa sepengetahuannya pula orang tersebut telah kembali lagi ke Surga tanpa Arman berada disampingnya.
Sadarkah kita bahwa sesungguhnya begitu besar cinta seorang ibu pada anaknya....apapun rela ia korbankan demi anaknya tercinta....Ibu kita tidak pernah meminta apapun sebagai imbalannya. Tapi mengapa terkadang hanya untuk mendengarkan atau mengikuti nasehatnya saja kita begitu sulitnya, meskipun sesungguhnya nasehat-nasehat itu hanya untuk kebaikan hidup kita dan sama sekali bukan untuk kebaikan ibu kita....

No comments: